Suatu
malam di sebuah bus mini. Penulis, yang
sedang dalam perjalanan pulang ke rumah dari kantor, duduk di salah satu
bangkunya yang mulai retak. Di deretan yang sama duduk seorang penumpang lain. Malam
itu penulis beruntung masih kebagian tempat duduk. Banyak penumpang bus yang masuk belakangan
harus rela berdiri karena semua bangku telah ditempati. Maklum, dalam hal
mendapatkan tempat duduk di bus, berlaku prinsip: siapa cepat, dia dapat.
Tak
lama setelah bus mulai bergerak maju, mulailah sang kondektor mendatangi
penumpang satu per satu. Tujuannya apalagi kalau bukan untuk menangih ongkos
(jujur, sampai sekarang saya tidak tahu bagaimana seorang kontektur bisa tahu
siapa saja penumpang yang belum membayar ongkos). Sebelum menumpang bus,
biasanya penulis telah menyiapkan uang di saku yang akan diberikan sebagai
ongkos sehingga saat si kondektur menjulurkan tangannya untuk menagih uang, penulis tidak perlu
repot-repot lagi membuka dompet atau merogoh tas untuk mengambil uang. Namun
tidak demikian halnya dengan penumpang yang duduk tepat di sebelah kanan
penulis. Saat kondektur menjulurkan tangannya, ia nenbuka dan merogoh tasnya
untuk mengambil dompet, dan dari dalam dompet itulah ia mengambil uang untuk
membayar ongkos bus.
Saya
yang menyaksikan kejadian itu lantas berpikir: mengapa sebelumnya ia tidak
menyiapkan terlebih uang untuk membayar ongkos bus dan meletakkannya di tempat
yang mudah diraih sehingga si kondektur tidak harus menunggu lama untuk
mendapatkan ongkos busnya?Sulitkah jika ia terlebih dahulu melakukannya?
Hal
yang kurang lebih mirip juga terjadi di omprengan. Banyak penumpang yang baru
membuka tas atau dompet serta mengambil uang saat ia telah turun. Tidak jarang
mereka harus meraba-raba tas atau dompet mereka, mencari-cari uang untuk
membayar ongkos naik omprengan. Agaknya, meeka menyimpan uang mereka di tas atau dompet
secara serampangan. Kalau yang melakukannya hanya satu orang, waktu tunggu
tidak terlalu lama?Namun bagaimana jika lebih dari dua orang yang menunjukkan
perilaku yang sama?Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
Bagi
banyak orang, apa yang penulis kemukakan ini boleh jadi dianggap tidak bermutu.
Mereka akan berkata, “Tulisan macam apa ini?”. Sebagian lain akan menganggap
penulis hanya usil, iseng, dan sedang tidak ada kerjaan. Namun, tahukah bahwa ada kerugian-kerugian
bila uang untuk ongkos bus atau angkutan masal lainnya tidak disiapkan sebelum
turun atau ditagih kondektur? Pertama, seperti disinggung di atas, si penumpang
dan/atau orang lain harus menunggu lebih lama, baik untuk melanjutkan
perjalanan maupun untuk membayar ongkos. Belum lagi jika ada mobil antri di
belakang bus atau omprengan. Bila sudah begini, biasanya klakson mulai
dibunyikan secara bersahut-sahutan. Namun baik penumpang yang membayar maupun
supir bus atau angkutan tidak peduli. Telinga mereka sudah terlalu tebal, sulit
untuk menipiskannya kembali. Mereka tidak mau tahu bahwa apa yang sedang mereka
lakukan mengganggu orang lain.
Kedua,
mengeluarkan dompet dari tas serta mengambil uang dari dalamnya dapat
mengundang tindak kejahatan. Dulu, para pencopet biasa mengincar dompet penumpang
kendaraan umum seperti bus, kereta api, dan omprengan. Namun sekarang tidak
demikian. Kemajuan teknologi telah menyebabkan banyak orang tidak lagi membawa
uang tunai dalam jumlah besar. Mereka cukup membawa satu atau beberapa kartu
ATM, kartu debet, atau kartu kredit. Kalau mencopet, belum tentu para pencopet
ini bisa menggunakannya karena untuk menggunakan kartu-kartu pintar itu memerlukan
nomor identitas pribadi atau PIN.
Saat
ini, para pencopet lebih suka mengincar gawai semisal telepon pintar atau komputer
tablet. Alasannya?Gawai dapat dijual lebih mahal. Jika kita membuka dompet,
apakah gawai juga bisa melayang?Bisa saja jika orang bisa mengintip gawai di
tas saat dompet dikeluarkan. Mengada-ada? Silahkan bilang begitu. Yang jelas
mudah-mudahan kita terhindar dari hal yang demikian itu.
Jadi,
siapkanlah ongkos sebelum melangkahkan kaki ke dalam bus.