Selasa, 15 April 2014

Berkaryalah Lebih Dulu

Eko Yuli Irawan, atlet angkat besi nasional peraih medali perunggu pada Olimpiade Musim Panas 2012 di London, dan pelatihnya, Lukman, baru saja dihadiahi bonus Rp 200 Juta oleh PT. So Good Food. Bukan hanya itu. So Good juga telah memilih Eko dan Lukman menjadi bintang iklan produsen makanan olahan daging itu. So Good terkesan dengan prestasi yang ditorehkan Eko.
Keberhasilan Eko mengharumkan nama bangsa di ajang bergengsi sekelas Olimpiade telah membuat namanya tenar. Bagi pelaku bisnis, hal ini menjadi peluang untuk mendongkrak penjualan. So Good telah membuktikannya. Dengan menjadikan Eko sebagai bintang iklan So Good, penjualan perusahaan naik. Demikian kata Denny Gumulya, Wakil Presiden Pemasaran PT. So Good Food.
Bagi sang atlet, mendapatkan bonus tentu menyenangkan. Siapa yang tidak mau? Namun ini tentu tidak gratis. Si atlet harus terus berprestasi. Artinya ia tidak boleh berhenti belajar dan berlatih. Jika prestasi mandek, bonus juga ikut berakhir. Di samping prestasi, sikap dan tingkah laku juga harus dijaga. Buat apa berprestasi baik jika melakukan perbuatan tercela? Prestasi dan tingkah laku yang baik layaknya dua sisi mata uang. Keduanya harus saling melekat.
Setelah membaca berita tentang Eko Yuli Irawan itu, ingatan penulis segera melayang ke salah seorang teman. Kami bertemu pertama kali kurang lebih sepuluh tahun yang lalu. Teman penulis itu adalah orang yang gila kerja. Dalam usia yang masih relatif muda, ia berhasil menduduki berbagai posisi manajerial. Meski demikian, minatnya yang terbesar adalah dalam bidang penjualan dan pemasaran.
Suatu hari, ia bertanya kepada penulis, “Dalam hidup, manakah yang lebih anda utamakan, kerja atau uang? Jika lebih mengutamakan uang, barangkali setelah pensiun anda akan hidup miskin lantaran anda tidak lagi menerima kucuran uang. Namun jika anda mengutamakan kerja, maka percayalah, uang akan datang dengan sendirinya”.
Hingga kini, ucapan itu masih terngiang-ngiang di telinga penulis. Seiring berjalannya waktu, penulis semakin paham bahwa ungkapan itu bukan hanya berlaku untuk hal-hal yang bersifat materi atau keuangan, melainkan juga hal-hal lainnya yang mendatangkan kepuasan, semisal kesempatan untuk mengembangkan diri dan kemajuan karier.
Sejak beberapa tahun terakhir ini, penulis bergabung dengan sebuah organisasi nirlaba.  Semua orang yang bergabung dengan organisasi ini bekerja tanpa dibayar. Penulis jatuh cinta dengan organisasi ini sejak kunjungan pertama. Alasannya?Lingkungan yang positif. Di dalam organisasi ini, anda bebas untuk mengekspresikan diri anda tanpa dibayangi ketakutan akan kritik-kritik pedas dan sanksi yang meruntuhkan motivasi. Di sini, anda akan menemukan hal-hal yang positif yang ada dalam diri anda. Kelemahan tidak disebut sebagai kekurangan, melainkan hal-hal yang masih bisa ditingkatkan.  Faktor-faktor inilah yang membuat penulis bersemangat untuk mengikuti aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan organisasi ini.  Berkat hal ini, penulis kerap diminta untuk menduduki posisi dan memainkan peran strategis. Saat ini, penulis menjadi salah satu anggota pengurus organisasi.  Bagi penulis, hal ini adalah sebuah kebanggaan.
Agar pekerjaan yang kita tekuni dapat menghasilkan uang, adalah sangat penting untuk pertama-tama menentukan apa yang menjadi minat dan kemampuan kita. Masing-masing orang memiliki kecenderungan yang berbeda terhadap sesuatu. Ada yang senang melukis, memasak, membuat kerajinan tangan, menulis, dan sebagainya. Jika seseorang sudah berminat terhadap sesuatu, biasanya ia akan merasa lebih bersemangat untuk menekuninya. Jika minat sudah ketemu, bersungguh-sungguhlah untuk menekuninya. Dalam usaha mewujudkan minat ini akan selalu dijumpai halangan. Oleh karenanya, kesabaran sangat penting. Sabar bukan berarti pasif, melainkan tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati, dan tidak tergesa-kesa. Dalam bekerja integritas tidak boleh dikorbankan atas nama apapun. Integritaslah yang pada akhirnya akan menyelamatkan nasib seseorang.
Jadi, berkaryalah. Maka kesenangan akan mengiringi anda.