Eko
Yuli Irawan, atlet angkat besi nasional peraih medali perunggu pada Olimpiade
Musim Panas 2012 di London, dan pelatihnya, Lukman, baru saja dihadiahi bonus
Rp 200 Juta oleh PT. So Good Food. Bukan hanya itu. So Good juga telah memilih
Eko dan Lukman menjadi bintang iklan produsen makanan olahan daging itu. So
Good terkesan dengan prestasi yang ditorehkan Eko.
Keberhasilan
Eko mengharumkan nama bangsa di ajang bergengsi sekelas Olimpiade telah membuat
namanya tenar. Bagi pelaku bisnis, hal ini menjadi peluang untuk mendongkrak
penjualan. So Good telah membuktikannya. Dengan menjadikan Eko sebagai bintang
iklan So Good, penjualan perusahaan naik. Demikian kata Denny Gumulya, Wakil
Presiden Pemasaran PT. So Good Food.
Bagi
sang atlet, mendapatkan bonus tentu menyenangkan. Siapa yang tidak mau? Namun
ini tentu tidak gratis. Si atlet harus terus berprestasi. Artinya ia tidak
boleh berhenti belajar dan berlatih. Jika prestasi mandek, bonus juga ikut
berakhir. Di samping prestasi, sikap dan tingkah laku juga harus dijaga. Buat
apa berprestasi baik jika melakukan perbuatan tercela? Prestasi dan tingkah
laku yang baik layaknya dua sisi mata uang. Keduanya harus saling melekat.
Setelah membaca berita tentang Eko Yuli Irawan itu,
ingatan penulis segera melayang ke salah seorang teman. Kami bertemu pertama
kali kurang lebih sepuluh tahun yang lalu. Teman penulis itu adalah orang yang
gila kerja. Dalam usia yang masih relatif muda, ia berhasil menduduki berbagai
posisi manajerial. Meski demikian, minatnya yang terbesar adalah dalam bidang
penjualan dan pemasaran.
Suatu hari, ia bertanya kepada penulis, “Dalam hidup, manakah
yang lebih anda utamakan, kerja atau uang? Jika lebih mengutamakan uang,
barangkali setelah pensiun anda akan hidup miskin lantaran anda tidak lagi
menerima kucuran uang. Namun jika anda mengutamakan kerja, maka percayalah,
uang akan datang dengan sendirinya”.
Hingga kini, ucapan itu masih terngiang-ngiang di telinga
penulis. Seiring berjalannya waktu, penulis semakin paham bahwa ungkapan itu
bukan hanya berlaku untuk hal-hal yang bersifat materi atau keuangan, melainkan
juga hal-hal lainnya yang mendatangkan kepuasan, semisal kesempatan untuk
mengembangkan diri dan kemajuan karier.
Sejak beberapa tahun terakhir ini, penulis bergabung
dengan sebuah organisasi nirlaba. Semua orang
yang bergabung dengan organisasi ini bekerja tanpa dibayar. Penulis jatuh cinta
dengan organisasi ini sejak kunjungan pertama. Alasannya?Lingkungan yang
positif. Di dalam organisasi ini, anda bebas untuk mengekspresikan diri anda
tanpa dibayangi ketakutan akan kritik-kritik pedas dan sanksi yang meruntuhkan
motivasi. Di sini, anda akan menemukan hal-hal yang positif yang ada dalam diri
anda. Kelemahan tidak disebut sebagai kekurangan, melainkan hal-hal yang masih
bisa ditingkatkan. Faktor-faktor inilah
yang membuat penulis bersemangat untuk mengikuti aktivitas-aktivitas yang
diselenggarakan organisasi ini. Berkat
hal ini, penulis kerap diminta untuk menduduki posisi dan memainkan peran
strategis. Saat ini, penulis menjadi salah satu anggota pengurus organisasi. Bagi penulis, hal ini adalah sebuah
kebanggaan.
Agar pekerjaan yang kita tekuni dapat menghasilkan uang,
adalah sangat penting untuk pertama-tama menentukan apa yang menjadi minat dan kemampuan
kita. Masing-masing orang memiliki kecenderungan yang berbeda terhadap sesuatu.
Ada yang senang melukis, memasak, membuat kerajinan tangan, menulis, dan
sebagainya. Jika seseorang sudah berminat terhadap sesuatu, biasanya ia akan
merasa lebih bersemangat untuk menekuninya. Jika minat sudah ketemu,
bersungguh-sungguhlah untuk menekuninya. Dalam usaha mewujudkan minat ini akan
selalu dijumpai halangan. Oleh karenanya, kesabaran sangat penting. Sabar bukan
berarti pasif, melainkan tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas
patah hati, dan tidak tergesa-kesa. Dalam bekerja integritas tidak boleh
dikorbankan atas nama apapun. Integritaslah yang pada akhirnya akan
menyelamatkan nasib seseorang.
Jadi, berkaryalah. Maka kesenangan akan mengiringi anda.