Saat
tulisan ini dibuat, liburan hari raya
Idul fitri telah berakhir. Para pemudik telah kembali dari kampung halaman
mereka. Aktivitas kerja dan sekolah
dimulai kembali. Hal ini berarti situasi
lalu lintas di Jakarta kembali normal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), normal berarti menurut pola yang umum, sesuai dengan keadaan yang biasa. Kita pasti sama-sama maklum, situasi lalu lintas di Jakarta identik dengan kemacetan, terutama saat orang beramai-ramai berangkat dan pulang ke dan dari tempat beraktivitas. Jadi kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah sesuatu yang normal, terlepas suka atau tidak suka. Kalau lalu lintas di Jakarta tidak macet, berarti ibu kota negara tercinta ini tidak normal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), normal berarti menurut pola yang umum, sesuai dengan keadaan yang biasa. Kita pasti sama-sama maklum, situasi lalu lintas di Jakarta identik dengan kemacetan, terutama saat orang beramai-ramai berangkat dan pulang ke dan dari tempat beraktivitas. Jadi kemacetan lalu lintas di Jakarta adalah sesuatu yang normal, terlepas suka atau tidak suka. Kalau lalu lintas di Jakarta tidak macet, berarti ibu kota negara tercinta ini tidak normal.
Masalah
kemacetan di Jakarta memang kronis. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari
tidak seimbangnya pertumbuhan panjang jalan dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan, buruknya kondisi transportasi umum sehingga orang lebih senang
menggunakan kendaraan pribadi, rendahnya disiplin berlalu lintas pengguna
jalan, hingga kurangnya penegakan hukum terhadap para pelanggar peraturan lalu
lintas.
Berdasarkan
hasil penelitian Study on Integrated
Transportarion Master Plan II 2004, kerugian yang ditimbulkan oleh kemacetan di
Jakarta berjumlah lebih kurang 12,8 Triliun Rupiah. Menurut perkiraan Direktur
Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami, bila sistem transportasi tidak diperbaiki, pada tahun 2020,
kerugian akibat kemacetan dapat melonjak hingga 65 Triliun Rupiah. Belum lagi kerugian dari sisi non keuangan,
semisal dari sisi psikologis. Kemacetan tentu menimbulkan stres. Waktu pun
banyak yang terbuang sia-sia.
Tulisan ini tidak akan mengulas tentang bagaimana mengatasi
kemacetan. Sudah terlalu banyak pakar yang membahasnya. Tulisan ini akan
mengulas masalah kemacetan ditinjau dari sisi masyarakat awam pengguna jalan.
Kita memang acap tidak bisa menghindari kemacetan. Namun ketimbang hanya
mengomel dan mengeluh, ada baiknya kita ingat sebuah ungkapan: ketimbang hanya
mengutuki kegelapan, lebih baik kita mulai menyalakan lilin sehingga ada
seberkas cahaya yang dapat dimanfaatkan untuk mencari jalan keluar. Ketimbang marah-marah karena macet, ada
baiknya kita memikirkan apa yang dapat kita lakukan tatkala terjebak kemacetan.
Bagi pengemudi kendaraan, barangkali tidak banyak yang bisa
dilakukan lantaran harus berkonsentrasi mengamati lalu lintas. Yang paling
mungkin dilakukan adalah mendengarkan radio. Di tengah-tengah pesatnya perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), siaran radio tidak pernah mati.
Agaknya, hal ini lantaran orang dapat mendengarkan siaran radio sambil lalu.
Berbeda halnya dengan membaca surat kabar, menonton televisi, atau mengamati
layar komputer yang harus dilakukan dengan lebih fokus.
Bagi para penumpang kendaraan, baik umum maupun pribadi,
membaca buku, koran, atau majalah adalah salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan di tengah-tengah kemacetan. Hal ini agaknya perlu digalakkan
mengingat masih rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.
Seiring maraknya laman-laman jejaring sosial, banyak
penumpang kendaraan yang memperbarui statusnya saat terjebak kemacetan. Hal ini
tidak mengherankan mengingat Indonesia tercatat sebagai salah satu negara
pengguna Facebook dan Twitter terbesar di dunia.
Mengamati lingkungan sekitar tatkala terjebak kemacetan sungguh
bermanfaat. Banyak hal yang bisa dijadikan objek pengamatan, semisal perilaku
pengguna kendaraan dan/atau pejalan kaki di tengah-tengah kemacetan, perilaku
para pedagang asongan atau yang berjualan di pinggir jalan, atau
bangunan-bangunan di sepanjang jalan. Hasil
pengamatan ini dapat kita jadikan pelajaran.
Bagi yang kelelahan selepas menjalankan aktivitas sepanjang hari,
tidur barangkali bisa menjadi pilihan di tengah-tengah kemacetan. Namun bagi
pengguna kendaraan umum seperti bus atau kereta api (KA), waspadalah. Jangan
sampai barang-barang berharga dicuri orang tatkala kita sedang lelap tertidur.
Selalu ada kemudahan di balik setiap kesulitan, termasuk saat
kita terjebak dalam kemacetan. Banyak hal-hal positif yang bisa dilakukan.
Hal-hal yang disebutkan di atas hanyalah beberapa diantaranya. Yang terpenting,
jangan tergoda untuk melanggar norma-norma yang berlaku.